Meritokrasi, Budaya Reward Yang Di Dambakan
Tribratanews.kepri.polri.go.id – Kualitas merupakan salah satu syarat bagi seseorang untuk dapat bersaing di dunia kerja. Kualitas itu bisa berarti banyak hal. Kualitas bisa berarti kemampuan, bisa juga berarti etos kerja, bisa juga berarti sikap kerja, atau bisa juga berarti semua hal yang tadi saya sebutkan. Namun, seringkali budaya kerja Indonesia tidak mengutamakan hal tersebut. Ini bukan kali pertama konsep meritokrasi dibawa ke permukaan. Artikel ini, mungkin, hanya berfungsi sebagai penyegar ingatan.
Apa itu meritokrasi? Mengapa konsep ini begitu diagung-agungkan? Tapi, kenapa di Indonesia sendiri konsep ini belum populer digunakan, terutama di sektor pemerintahan?
Meritokrasi sendiri didefinisikan sebagai konsep dimana penghargaan atau insentif diberikan kepada seseorang berdasarkan tingkat atau kualitas kinerjanya. Konsep ini hadir sebagai konsep yang akan mampu mengoptimalkan potensi yang ada dari sumber daya manusia yang tersedia.
Konsep ini merupakan konsep yang baik. Namun begitu, kenapa pemerintahan kita belum mampu mengaplikasikan konsep ini secara baik?
Nampaknya efisiensi pemerintahan belum dipandang sebagai prioritas utama. Banyak hal yang lebih penting daripada kualitas dan kedisiplinan kerja para pegawainya. Kekayaan masih lebih penting, itulah mengapa naik jabatan bisa jadi perkara mudah jika ada uang. Tali silaturahmi juga masih lebih penting, itulah kenapa nepotisme bisa terjadi. Kejujuran dan kedisplinan masih sering dipandang remeh. Padahal, kualitas itulah yang akan mendorong tumbuhnya integritas serta kualitas kerja seseorang.
Jika, seandainya, budaya meritokrasi bisa dikembangkan secara luas di masyarakat, terutama pemerintahan, maka akan dipastikan hanya orang-orang terbaik yang punya kompetensi dan etos kerja yang baik yang akan berada di jajaran teratas. Hal ini akan memastikan efisiensi dan efektivitas kerja dari sebuah lembaga atau institusi.
Apa yang dibutuhkan untuk bisa mengaplikasikan konsep ini dengan benar? Budaya profesional.
Menjadi profesional artinya mampu membedakan masalah pekerjaan dan masalah yang bukan didalam ruang lingkup pekerjaan. Anda tidak mungkin mempromosikan seseorang hanya karena ia cantik atau tampan. Jika tingkat intelektual anda memadai, maka seharusnya hal ini tidak sulit untuk anda lakukan. Banyak alasan logis yang bisa anda temukan sendiri mengenai kenapa anda harus mempromosikan orang-orang yang bekerja dengan benar dan bukan orang-orang yang memiliki penampilan menarik. (I.Satya)
Penulis : Tahang
Editor : Edi
Publish : Yolan
from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI http://ift.tt/2BKJxKS
via IFTTT
Tidak ada komentar