Header Ads

Meretas Kesalahan Dalam penalaran (2) https://ift.tt/eA8V8J

Association Fallacy

Tribratanews.kepri.polri.go.id – Pernahkah Anda merasa ikut bangga akan prestasi yang ditorehkan salah seorang putra bangsa di kancah internasional?

Atau ikut merasa keren karena seseorang yang satu alumni sekolah atau perguruan berhasil menjuarai sebuah ajang bergengsi?

Padahal dia tidak kenal Anda, tidak pernah pula ada kesamaan kecuali hanya sekedar sama-sama satu negara, satu sekolah, dan lain-lain. Berhasilnya dia tidak ada hubungannya sama sekali dengan Anda, akan tetapi banyak orang yang ikut berbangga termasuk Anda?

Itulah, kadang kita terbawa pikiran “satu rasa” dengan orang lain hanya karena kesamaan label. Ketika yang satu label ini berkata atau berbuat sesuatu yang salah atau buruk, kita pun ikut malu. Padahal apa yang dikatakan dan diperbuat dia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita!

Ingat, setiap orang hanya bertanggung jawab atas apa yang ia ucapkan dan lakukan. Ia tidak bertanggung jawab atas ucapan dan perbuatan orang lain. Di akhirat, semua akan mempertanggungjawabkan amalannya sendiri.

Organisasi, partai, harakah, dan golongan akan lenyap, tak akan kita sandang. Mari kita belajar meyakini pendapat kita sendiri tanpa terbelenggu pendapat partai dan harakah atau komunitas.

Guilt by Association

Pola pikir:

– A menyatakan sebuah argumen.

– B menyatakan argumen yang sama, tapi B ini orang bodoh.

– Kesimpulannya, A juga bodoh. Karena argumen dia sama dengan argumennya seseorang yang bodoh.

Contoh:
– A melarang mencela pemerintah.

– B melarang mencela pemerintah, sekaligus secara konyol suka memuji-muji pemerintah secara melampaui batas.

– Berarti A juga konyol karena punya pemikiran yang sama dengan B dalam berinteraksi kepada pemerintah.

Contoh lain:

– Adi seorang salafi.

– Budi juga mengaku salafi, tapi dia mendukung pemberontakan terhadap Mursi.

– Cepi menganggap Adi juga mendukung pemberontakan terhadap Mursi karena Adi seorang salafi, sama dengan Budi.

Tu Quoque

Anda menghindari kritik dengan membalikkan kritik tersebut kepada penuduh. Dengan kata lain, Anda menjawab kritik dengan kritikan balik.

Cara baca: tu-kuo-ki.

Secara harfiah diterjemahkan sebagai ‘Kamu juga!’. Kesalahan ini umum digunakan sebagai pengalihan yang efektif karena mengubah tertuduh yang harusnya membela diri menjadi fokus ke penuduh sendiri.

Cara ini merupakan taktik efektif menghindari menjawab argumen orang lain berupa kritik – dengan memutar tuduhannya kembali kepada penuduh, sehingga tertuduh tidak perlu menjawab tuduhan itu.

Contoh:
A: “Sabar kalau menghadapi anak tu..”

B: “Jangan nasehatin sabar kalau kamu sendiri saja baru kemarin marahin anakmu”

Padahal nasehatnya benar, anjuran untuk bersabar. Tapi ditolak karena yang menasehati dianggap tidak konsekuen dengan nasehatnya sendiri. Ini sebuah kesalahan.

Contoh lain:

Cepi: “Jangan merokok lah..Gak baik buat kesehatan”

Dudi: “Gak usah jauh-jauh ke saya deh, lha itu bapakmu masih merokok, kok tidak kau nasehati?”

Dudi menolak nasehat Cepi dengan cara mengkritik balik sehingga gantian Cepi yang menjadi pihak yang harus menjawab.

Contoh semisal:

“Kenapa bapak cuma menilang saya? Lha itu yang tadi gak pakai helm bapak biarkan lewat”

“Kenapa plastik untuk wadah belanja dikurangi, sedangkan plastik untuk kemasan sabun malah dibiarkan?”

(Ok mas, nanti usul saja ke perusahaannya agar sabun cair atau sabun cuci piring dibungkus pakai kertas. ok?)

Fallacy ini juga sering disebut dengan appeal to hipocrisy.

Guilt by Association

Dianggap ikut “bersalah” karena asosiasi atau kesamaan tertentu.

Contohnya:
– X seorang wanita sunda. Dia orang yang materialistis.

– Y juga wanita sunda.

Kesimpulan: Y juga materialistis.

Contoh di atas juga bisa digolongan sebagai fallacy of hasty generalization alias generalisasi yang terburu-buru.

Itulah beberapa jenis logical fallacy yang dapat dikemukakan. Tujuan utama mengetahui tentang macam-macam logical fallacy (sesat pikir) bukan untuk menuduh lawan diskusi Anda dengan fallacy. Tapi yang paling penting adalah, dengan pengetahuan itu, Anda bisa menghindarkan diri Anda sendiri dari melakukan berbagai macam sesat pikir itu.

Penulis : Gilang

Editor : Tahang

Publish : Tahang



from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI https://ift.tt/2B9Z0mR
via

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.