Header Ads

Tindakan “Menyalahi Aturan” Para Geng Motor https://ift.tt/2N9hHLg

Tribratanews.kepri.polri.go.id – Belakangan ini sering diberitakan di media massa tentang perilaku tidak sopan sekumpulan anak muda yang mengendarai sepeda motor di jalan raya. Kumpulan anak-anak muda tersebut seringkali disebut sebagai “geng motor”. Perilaku seenaknya gerombolan anak muda tersebut sangat mengganggu pengguna jalan raya, karena mereka memenuhi jalan raya dengan suara kendaraan yang sangat keras serta dengan sengaja mengganggu pengguna jalan. Beberapa geng motor bahkan dengan sengaja menyerang dengan sadis orang yang dijumpainya,  sehingga timbul pertanyaan mengapa kumpulan anak muda tersebut bisa begitu brutal menyerang orang-orang yang dijumpainya di jalan raya. Tindakan brutal geng motor dapat disebabkaan oleh beberapa hal, antara lain:

 

  1. Terjadinya deindividuasi. Pada waktu sekumpulan orang bergerak dalam jumlah banyak maka orang akan merasa kehilangan tanggung jawab pribadi, hal ini disebut dengan “deindividuasi”. Dalam keadaan seperti ini orang akan  mudah tergerak melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain karena ia merasa bisa lepas tanggung jawab setelah melakukan tindakan kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan orang bisa menjadi sangat berani melakukan tindakan kekerasan ketika berada dalam gerombolan geng motor, lebih-lebih lagi ada provokator yang menggerakkannya.

 

  1. Dorongan ingin menunjukkan kekuasaan. Dalam perkembangan “aku”, remaja kurang senang diatur untuk mengikuti berbagai perintah dan aturan. Ia merasa kecewa apabila ia dipaksa untuk tunduk mengikuti perintah orang lain. Pada waktu bergerombol ia merasa mempunyai kekuatan untuk mengatur orang lain, karena dalam jumlah banyak ia merasa orang-orang harus tunduk pada kelompoknya sehingga waktu ia mengendarai sepeda motor bersama kelompoknya dalam jumlah banyak ia bertindak sewenang-wenang, ia ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia mempunyai kekuasaan untuk mengatur orang lain. Apabila biasanya ia yang diatur oleh guru maupun petugas yang berwajib maka pada waktu bergerombol ia mempunyai kekuatan mengatur orang lain.

 

  1. Ingin dibanggakan teman sebaya (peer group). Peran peer group sangat besar dalam kehidupan remaja, demi untuk diterima oleh peer group remaja rela mengorbankan berbagai nilai yang sudah ia pegang. Apabila peer groupnya mempunyai kebanggaan yang positif maka tidak akan terjadi masalah bagi remaja bahkan remaja akan digiring untuk bertindak yang positif. Apabila peer group remaja mempunyai kebanggaan yang negatif seperti tindakan-tindakan melanggar hukum maka kebanggaan-kebanggaan tersebut akan menggiring remaja ke dalam perilaku negatif. Apabila geng motor  membanggakan orang yang berani melakukan tindakan kekerasan maka remaja yang bergabung dalam geng motor tersebut akan sangat mudah ikut-ikutan melakukan tindakan brutal kepada kelompok lain  demi untuk mendapat pujian dari anggota geng.

 

  1. Pengaruh alkohol. Alkohol mempunyai pengaruh menurunkan kemampuan mengendilakan diri. Orang yang mengkonsumsi alkohol akan mudah kehilangan kendali sehingga tanpa banyak pertimbangan akan melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain. Apabila seseorang yang tergabung dalam geng motor sebelum mengendarai sepeda motor mengknsumsi alkohol maka ia akan mudah digerakkan untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok lain.

 

  1. Pengaruh model. Perilaku manusia angat dipengaruhi oleh model yang dilihat, terutama model-model yang dibanggakan. Model yang dilihat bisa berasal dari figur-figur yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun berasal dari tayangan-tayangan di berbagai media (TV, internet, dll) Apabila seseorang menyaksikan tokoh yang dikagumi melakukan tindakan kekerasan atau menghancurkan orang-orang demi untuk mencapai suatu tujuan maka hal tersebut akan mendorong remaja melakukan hal yang sama pada waktu dihalangi oleh kelompok lain.  Seorang remaja yang tergabung dalam suatu geng motor akan mudah tergerak menyerang orang lain karena meniru perilaku tokoh idola yang dikagumi.

 

Dari apa yang telah dikemukakan nampak bahwa apabila seseorang tidak mempunyai pendirian yang kuat atau tidak kokoh memegang nilai-nilai mulai yang sudah tertanam dalam diri akan dapat menjadi sangat sadis melakukan tindakan kekerasan pada orang lain karena pengaruh perilaku orang-orang di sekitarnya. Masa depan indah yang diimpikan seseorang bisa musnah dalam sekejap karena terlibat dalam tindakan kriminal. Remaja yang masih labil emosinya tidak cukup dibekali materi dan pengetahuan, tapi jauh lebih penting lagi kalau ia dibekali benteng diri  (ketegaran memegang prinsip), yaitu berani dengan tegas menolak ajakan yang menyesatkan.

 

Penulis : Rexi S

Editor : Edi

Publish : Tahang



from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI https://ift.tt/2KD7PaQ
via

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.