Sejarah Kepolisian Pada Jaman Kerajaan Majapahit https://ift.tt/eA8V8J
Tribratanews.kepri.polri.go.id – Dalam sistem pengangkatan Raja di pulau Jawa, rakyat Jawa sangat patuh terhadap adat kebisaan leluhurnya yaitu seorang Raja haruslah keturunan dari Raja, walaupun pada kenyataan ada Raja yang akan dinobatkan belum cukup umur atau cacat fisik, sehingga tidak mempunyai kemampuan dan kecakapan untuk melaksanakan pemerintahan kerajaan. Keadaan demikian ini mengakibatkan timbulnya kekecewaan-kekecewaan dikalangan keluarga Raja yang lain, maupun yang iri hati, kemudian menimbulkan kekacauan-kekacauan di wilayah kerajaan atau usaha untuk merebut tahta kerajan yang diduduki oleh Raja.
Pada waktu Gajah Mada bersama pasukan Bhayangkara mengungsikan Raja Jayanegara di Desa Bedander inilah Gajah Mada memberikan amanat untuk ditaati dan dijalankan oleh anggota Bhayangkara yang dipimpinnya. Adapun amanat dari Gajah Mada yang ditekankan kepada para anggota pasukan Bhayangkara adalah :
· Supaya Pasukan Bhayangkara Satya Haprabu.
Sikap setia pada kerajaan dan Raja, kerena Raja merupakan penjelmaan Tuhan di dunia, sehingga apabila setia dan patuh kepada rajanya, berarti setia dan patuh terhadap Tuhannya. Karena itu apa yang dikatakan oleh Raja ini berarti sama dengan perintah Tuhan yang harus dipatuhi.
· Supaya Pasukan Bhayangkara Hanyaken Musuh.
Tindakan untuk selalu melenyapkan musuh, baik musuh kerajaan maupun musuh masyarakat, karena pada waktu itu ada anggota Sapta Dharma Putrayang ingin membunuh Raja dan ingin merebut tahta kerajaan serta dikwatirkan akan ada sekelompok pengganggu ketentraman Kerajaan.
· Supaya Pasukan Bhayangkara Gineung Pratidina.
Suatu tekad mempertahankan kerajaan yang pada waktu itu Raja Jayanegara meloloskan diri dari ibu kota Kerajaan Majapahit beserta pengawalnya, maka oleh Gajah Mada ditimbulkanlah semangat lagi untuk meningkatkan kualitas pengabdiannya, untuk mempertahankan kerajaan dan merebut kembali Kerajaan Majapahit dari Ra Kuti yang telah menduduki Tahta Kerajaan dengan cara licik.
· Supaya Pasukan Bhayangkara Tan Satrisna.
Ini merupakan sikap yang muncul dari hati nurani yang iklas tanpa pamrih, tidak terikat sesuatu atau hadiah. Hal ini disampaikan kepada anggota pasukan Bhayangkara, karena pada saat Gajah Mada keluar dari persembunyian di desa Bedander, pergi ke ibu kota dengan menyamar sebagai rakyat jelata yang ingin mencari tahu dari rakyat Majapahit tentang sikap dan perasaan cinta Raja Jayanegara. Dalam penyamaran itulah Gajah Mada mengetahui bahwa Ra Kuti mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang dapat menunjukan dimana Jayanegara berada, akan diberi hadiah satu pundi-pundi berisi uang emas.
Nilai – nilai kejuangan Polisi yang terkandung dari sejarah pada Zaman kerajaan Majapahit :
1. Melindungi dan mengayomi dari usaha-usah yang meresahkan dan mengancam keamanan serta ketertiban umum.
2. Adanya sikap ketaatan kepada Tuhan dan patuh kepada rajanya.
3. Adanya semangat untuk melindungi dari ancaman baik dari dalam maupun dari luar kerajaan.
4. Adanya suatu tekad dan semangat untuk selalu meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada kerajaannya.
5. Memiliki sikap tanpa pamrih.
Penulis : Rexi
Editor : Edi
Publisher : Tahang
from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI https://ift.tt/2xLO8JU
via
via Blogger https://ift.tt/2R92coB
Tidak ada komentar