Header Ads

Polisi Yang Berwatak Sipil https://ift.tt/eA8V8J

Tribratanews.kepri.polri.go.id – Paradigma kepolisian sipil berkaitan erat dengan paradigma penegakan hukum. Paradigma penegakan hukum masa lalu diwarnai oleh paradigma yang represif yang ditandai dengan penggunaan kekuatan maksimal, satuan resere yang galak yang menerapkan investigasi reaktif dengan segala cara demi pembuktian. Paradigma baru Polri adalah kedekatan Polisi dan masyarakat dalam mengeliminir akar akar kejahatan dan ketidaktertiban, menampilkan gaya perpolisian yang lebih responsive- persuasif.

Polisi abdi rakyat bukan abdi penguasa yang oleh satjipto rahardjo disebut sebagai Polisi yang Protagonist. Polisi sipil memiliki 3 kriteria yaitu cepat tanggap, keterbukaan dan akuntabilitas. Kriteria tersebut menuntut sikap dan perilaku yang berlandasakan nilai nilai inti tertentu yang didalam code of conduct for law enforcement officials PBB dirumuskan sebagai integritas pribadi ( integrity ), kewajaran/adil (fairness ), rasa hormat ( respect ), kejujuran ( honesty ), keberanian/ keteguhan hati ( courage ) dan welas asih ( compassion).[14] Nilai – nilai inti penegak hukum tersebut perlu diharmonisasikan dengan nilai nilai yang terkandung di dalam Tribrata dan catur Prasetya kemudian di implementasikan pada sikap dan perilaku anggota Polri yang berwatak sipil melalui jabaran kode Etik Profesi. Guna mewujudkan internalisasi nilai maka perlu dilakukan berbagai reformasi kelembagaan Polri ( aspek structural ), reformasi sumber daya Polri ( aspek instrumental ) dan reformasi sistem kepolisian (aspek kultural ).

 

Di bidang operasional kepolisian sipil melakukan pengayoman dan perlindungan kepada warga sehingga kegiatan warga di bidang ekonomi, social, politik, budaya dan sebagainya dapat terselenggara dan tidak memperoleh hambatan ketidaktertiban dan ketidakamanan. Karena itu kepolisian sipil senantiasa  berikhtiar melakukan upaya upaya pencegahan dan penangkalan baik secara sendiri maupun dengan melibatkan masyarakat. Perpolisian Komunitas (community policing) dijadikan program dasar dan meluas bagi warga kelurahan dan desa desa.

 

Binamitra dan inteligen melakukan rekayasa ( engineering ) terhadap potensi warga di dalam mencegah kejahatan dan ketidaktertiban. Patroli sabhara dan lantas berfungsi sebagai simbol kehadiran aparat penegak hukum di tengah-tengah masyarakat yang melakukan penjagaan, pengaturan pengawalan dan atau patroli. Petugas-petugas ini hendaknya menampilkan kesabaran, kearifan dan kepiawaian komunikasi sosial yang baik karena mereka berhadapan dengan warga masyarakat yang pada umumnya orang baik-baik. Perlakuan yang arif terhadap warga seperti itu akan lebih menimbulkan rasa hormat dan rasa ikut bertanggung jawab di kemudian hari.

 

Penulis         : Gilang

Editor           : Edi

Publisher     : Tahang



from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI https://ift.tt/2Ojc64m
via

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.