Header Ads

Mengagagas Public Relations Polri Sebagai Pengungkit Citra Positif Di Masyarakat

Tribratanews.kepri.polri.go.id – Hubungan Masyarakat (Public Relations)  secara umum adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur suatu individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan publik, dan nmerencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publik.

Dalam suatu organisasi/ perusahaan, Humas (Hubugan Masyarakat) adalah profesi yang memegang kendali agar organisasi/ perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Humas dianggap menjadikan organisasi/ perusahaan menjadi lebih baik karena dalam kinerjanya, ia harus bisa membangun citra  agar penilaian orang menjadi positif.

Pekerjaaan humas  bukan hanya sekedar mengumpulkan artikel, dan terkesan ‘omong doang’, namun dalam pekerjaannya  harus melakukan hal-hal penting seperti survey tempat, dan melakukan evaluasi tentang apa yang dilakukan. Jika memang terdapat suatu kesalahan pahaman masyarakat tentang organisasi/ perusahaan tempat dimana humas itu bekerja, maka ia harus bisa berinovasi untuk mengembalikan citra perusahaan tersebut.

Pekerjaan humas sangat erat kaitannya dengan pers. Humas  harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya ‘asal mencari berita’ biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang terjadi. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik, namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.

Humas harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi untuk meningkatkan citra dan reputasi organisasi/ perusahaan, apalagi di zaman yang semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial.

Dengan ketatnya persaingan organisasi/ perusahaan yang bergerak pada bidang nirlaba dan mengutamakan kepuasan pelanggan, sehingga peran humas bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan opini dan penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas juga harus bisa membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu pekerjaan humas tidak terlepas dari two way communication (Komunikasi dua arah).

Pekerjaan humas tentu saja tidak terlepas dari prinsip komunikasi, yaitu menciptakan suatu komunikasi yang efektif. Keefektifan suatu komunikasi baru akan tercapai bila timbulnya saling pengertian antara komunikator dan komunikan, atau bisa dikatakan timbulnya persepsi yang sama tentang memaknai suatu hal.

Humas adalah tulang punggung organisasi/ perusahaan, jika ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka  harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra, karena organisasi/ perusahaan akan mempunyai citra yang baik jika humasnya bekerja bagus.

Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi,verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi verbal sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pers (press release), membuat rekomendasi dan sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, guest guide/open huose, announcer, presenter, desk informations dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset/penelitian, pers kliping dan sebagainya.

Kegiatan terbesar humas adalah menulis, editing ,media relations, special event, berbicara, produksi, riset, programming dan konsultasi. Sedangkan penggunaan kegiatan yang menggunakan waktu terbesar adalah untuk koordinasi, perencanaan dan negosiasi.

Kegiatan-kegiatan kehumasan meliputi;

  • Customer relations seperti membangun hubungan baik dengan pihak luar,maksudnya menjalin hubungan baik antara organisasi/ perusahaan dengan publik dan hubungan dengan konsumen.
  • Employee relations, seperti membangun hubungan antara pimpinan dengan bentuk kerjasama dan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
  • Community relations, seperti membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kita wakili, menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan dan komunitas-komunitas masyarakat tertentu.
  • Government relations, seperti menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.
  • Media Relations, seperti menjalin hubungan baik dengan media, karna kerja humas tidak akan pernah berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi hubungan itu harus dijaga dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang humas adalah:

  • Menyalahgunakan kepercayaan, ini dapat berupa membocorkan rahasia, korupsi dll
  • Memberikaninformasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang sumbernya tidak jelas dan tidak dapat dicek.
  • Mengadakan kerja sama dengan individu atau kelompok yang dapat merugikan organisasi/ perusahaan maupun individu-individu lainnya, baik dari segi moral maupun segi lainnya.
  • Menggunakan metode-metode, cara-cara, teknik-teknik manipulasi yang dapat mengakibatkan sseorang atau orang akan kehilangan kebebasannya untuk bertindak sebagai respons terhadap tindakan-tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam tulisan Teori dan Praktek yang doleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi Public Realtions/ Humas yaitu :

  1. Fungsi Konstruktif

Dianalogikan sebagai “penata jalan “.Jadi, humas merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan organisasi/ perusahaan. Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk mengetahui kepentingan publik, mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,  menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi yang diwakilinya.

  1. Fungsi Korektif

Berperan sebagai pemadam kebakaran yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.

Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial yang dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3 peranan,yakni expert pereciber communication,problem solving process facilitator dan communicatoin facilitator dan juga peranan teknis . Sehingga bisa dijelaskan lebih jauh terdapat 4 peranan yakni :

  • expert pereciber communication yaitu petugas Humas dianggap sebagaii orang yang ahli, ia menasehati pimpinan organisasi/ perusahaan. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
  • Problem solving process facilitator yaitu petugas Humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen/krisis.Dia menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
  • Communicatoin facilitator yaitu petugas Humas sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.
  • Technician Communication yaitu petugas Humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediaka layanan di bidanh humas.

Ada tiga tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas yakni :

  1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi.
  2. Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.
  3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik.

Dalam praktik kehumasan dalam menciptakan opini public ada 3 cara,yaitu sebagai berikut :

a . Tekanan (pressure) yakni lebih banyak menggunakan pengaruh,baik secara individu yang mempunyai kewibawaan/charisma pribadi maupun berdasarkan kekuasaan jabatan atau kekuasaan tertentu.

  1. Membeli (buying) yaitu pejabat Humas  dalam berupaya menjaga publisitas di media pers atau citra lembaga/institusi di mata masyarakat dan pers dengan cara memberikan “biaya transportasi” kepada oknum wartawan yang selama ini telah dibina dalam aktivitas di lingkungan instansinya masing-masing

c . Bujukan/ persuasi (persuasive) dimana paling tepat atau wajar dalam aktivitas peranan PR dalam membentuk atau merekayasa opini public,yaitu dengan cara membujuk

Pers khususnya danmedia massa umumnya dapat dimanfaatkan oleh kahumas dengan berbagai cara antara lain dengan :

  • Jumpa pers (Press Conference)
  • Wisata pers (Press Tour)
  • Siaran pers (Press Release) :Siaran pers mencakup publistas amat penting dalam kehumasan karena informasi diseberluaskan oleh media massa tanpa membayar sama sekali.
  • Periklanan (Advertising) :Kehumas perlu membayar jika memasang iklan.

Sikap Kahumas yang menunjukkan rasa simpati dam empati kepada insan-insan media dengan menyentuh manusiawinya akan membuat kedua pihak menjadi akrab yang pada gilirannya akan menimbulkan keuntungan pada organisasi yang diwakili kahumas itu.

Terkait dengan Polri, satu hal yang perlu kita ingat bersama bahwa menjalankan kehumasan secara umum bisa dilakukan oleh seluruh anggota Polri bukan hanya terbatas pada Satker Humas saja. Oleh karena kehumasan menjadi tanggung jawab bersama seluruh insan Polri, maka sudah saatnya kita bersama- sama pula mengangkat citra Polri dengan menjalankan fungsi Humas ( Public Relations) melalui gerakan “Revitalisasi Humas bagi Setiap Anggota Polri”.

Penulis : Tahang

Editor : Edi

Publish : Tahang



from TRIBRATANEWS POLDA KEPRI http://ift.tt/2kLU2Dt
via IFTTT

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.